Minggu, 17 Maret 2013


Jurnal Penjualan Aset Tetap (Fixed Assets)


ketika barang berupa aset tetap dijual, bebean depresiasi assets (depreciation expense) harus sesuai dengan tanggal  penjulan tersebut, kemuadian analoghi penjurnalanya adalah kita menghilangkan cost dari aset dan akumulasi depresiasinya dan menimbulkan sejumlah uang yang kita terima dari penjualan aset itu dan memasukan bedanya sebagai gain/loss on disposal of FA.
Contoh, sebuah perusahaan menjual sebuah mesin pada tanggal  31 Januari 2010 seharga 50,000,000. Akumulasi Depresiasi terakhir tercatat di 31 Des  sebesar  400.000.000 dengan taksiran depresiasi perbulan 4,000,000. Buku besar menunjukan bahwa harga perolehan mesin adalah sebesar 500,000,000.
Pada akhir january, pertama-tama perusahaan akan menjurnal  beban depresiasi sebesar 4,000,000 untuk bulan Jan.
DateAccountDrCr
31 Jan 2010Depr Exp4.000.000
Accum. Depr4.000.000
Dengan adanya jurnal tersebut, maka akumulasi depresiasi untuk mesin tersebut menjadi 404,000,000. Sehingga jurnal penjulanya yaitu :
DateAccountDrCr
31 Jan 2010Cash50,000,000
Accum. Depr404,000,000
Loss on disposal FA46,000,000
Machine500,000,000
Perhitungan :
Harga perolehan
500,000,000
Akumulasi Depresiasi404,000,000
Book Value96,000,000
Harga jual50,000,000
Loss on disposal46,000,000
Source : accountingcoach
Ketika barang berupa aset tetap dijual, bebean depresiasi assets (depreciation expense) harus sesuai dengan tanggal  penjulan tersebut, kemuadian analoghi penjurnalanya adalah kita menghilangkan cost dari aset dan akumulasi depresiasinya dan menimbulkan sejumlah uang yang kita terima dari penjualan aset itu dan memasukan bedanya sebagai gain/loss on disposal of FA.
Contoh, sebuah perusahaan menjual sebuah mesin pada tanggal 31 Januari 2010 seharga 50,000,000. Akumulaso Depresiasi terakhir tercatat di 31 Des  sebesar 400.000.000 dengan taksiran depresiasi perbulan 4,000,000. Buku besar menunjukan bahwa harga perolehan mesin adalah sebesar 500,000,000.
Pada akhir january, pertama-tama perusahaan akan menjurnal  beban depresiasi sebesar 4,000,000 untuk bulan Jan.
Date
Account
Dr
Cr
31 Jan 2010
Depr Exp
4.000.000
Accum. Depr
4.000.000
Dengan adanya jurnal tersebut, maka akumulasi depresiasi untuk mesin tersebut menjadi 404,000,000. Sehingga jurnal penjulanya yaitu :
Date
Account
Dr
Cr
31 Jan 2010
Cash
50,000,000
Accum. Depr
404,000,000
Loss on disposal FA
46,000,000
Machine
500,000,000
Perhitungan :
Harga perolehan
500,000,000
Akumulasi Depresiasi
404,000,000
Book Value
96,000,000
Harga jual
50,000,000
Loss on disposal
46,000,000

AKTIVA TETAP


2.1 Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya

2.1.1 Pengertian dan Prinsip Dasar Akuntansi Aktiva Tetap
Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan mengenai pengertian dan prinsip dasar akuntansi yang menyangkut aktiva tetap.

2.1.1.1 Pengertian Aktiva Tetap
Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001: 154) aktiva tetap adalah
“Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.”
Adapun definisi lain yang dikemukakan Horngren & Harison (1997: 502) adalah :
“Aktiva yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari aktiva tersebut.”
Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.

2.1.1.2 Prinsip Dasar Akuntansi
Menurut Williams & Stargo (1997 : 470) ada empat prinsip yang digunakan dalam akuntansi aktiva tetap yaitu :
1. Aktiva tetap pada permulaannya dicatat pada historical cost.
2. Cost dari aktiva tetap dialokasikan sebagai penyusutan atau deplesi dengan cara yang sistematis dan rasional untuk mencapai kesesuaian biaya dan pendapatan selama masa manfaat aktiva tersebut.
3. Penetapan cost dan alokasi berikutnya dari cost diperlukan berdasarkan berbagai estimasi dan asumsi tentang pemakaian dari aktiva tersebut.
4. Cost yang tidak dialokasikan dari aktiva tetap yang disebut dengan nilai buku, adalah tidak dimaksudkan untuk mendekati harga pasar dari aktiva tetap tersebut.

2.1.2 Klasifikasi Aktiva TetapAktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud. Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Smith & Skousen (1997 : 387), adalah sebagai berikut :
1. Aktiva tetap yang berwujud (tangible fixed assets)
Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, didalamnya meliputi; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
Tidak dapat dibservasi atau dilihat secara langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harata tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

2.1.3 Kapitalisasi Aktiva Tetap
Alokasi biaya yang tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aktiva dan beban karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran ditetapkan dan dikelompokkan seperti dikemukakan oleh Niswonger & Warren (1999 : 412), adalah sebagai berikut :
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) yaitu biaya akuisisi aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya.
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu biaya yang hanya menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal.
Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika ; jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengelaran pendapatan (revenue expenditure).

2.1.4 Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya, sesuai pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pengakuan Awal Aktiva, yaitu :
“Suatu benda yang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan”.
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPn Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat distribusi secara langsung dalam membawa aktiva tetap tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. (SAK, 2002 : 16)
Dapat disimpulkan bahwa pencatatan aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan prinsip historical cost. Nilai yang dicatat tidak hanya mencakup harga belinya saja, akan tetapi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap dicatat dan dinyatakan dalam neraca sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulsi penyusutan.
Adapun untuk memperoleh aktiva tetap menurut Zaki Baridwan (1997 : 274) dapat dilakukan dengan cara :
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tuanai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.
2. Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
3. Ditukar dengan Surat-Surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis.
· Pertukaran Aktiva yang Tidak Sejenis
Yang dimaksudkan dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dan gedung dan lain-lain. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada harga pasar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila harga pasar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada harga pasar aktiva baru.
· Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
Yang dimaksud dengan pertukara aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifatnya dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produk merk A dengan merk B, atau Truk merk A dengan merk B, dan seterusnya.
5. Diperoleh dari Hadiah / Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehannya. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan seperti ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.
6. Aktiva yang Dibuat Sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva tetap ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalm menentukan harga pokok aktiva yang dibuat.

2.1.5 Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Dalam menetapkan besarnya nilai perolehan aktiva tetap berlaku prinsip harga perolehan yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sehingga aktiva tersebut siap digunakan, karena aktiva tetap itu bermacam-macam maka Zaki Baridwan (1997 : 287) menguraikannya sebagai berikut :

1. Tanah
Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti; harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pajak-pajak yang jadi beban pembeli tanah pada waktu pembelian tanah. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah tetapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam rekening jalan-jalan dan jembatan. Biaya-biaya seperti itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar, dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan.
2. Bangunan
Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah; harga beli, biaya perbaikkan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila gedung itu dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari; biaya-biaya pembuatan gedung, biaya perencanaan, biaya pengurusan izin bangunan, pajak-pajak selama masa pembangunan gedung, bunga selam pembuatan gedung, asuransi selama masa pembangunan. Alat-alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut.
3. Mesin dan Alat-alat
Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah; harga beli, pajak pajak yang menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin. Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.
4. Kendaraan
Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaannya.

2.1.6 Penyusutan
Aktiva tetap kecuali tanah atau hak atas tanah pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan yang dimaksudkan untuk memperoleh laba, kegunaannya akan semakin menurun. Penurunan kegunaan aktiva tetap tersebut mengakibatkan nilainya harus disusutkan. Proses itu dinamakan penyusutan untuk aktiva berwujud yang dapat diganti.
Proses penyusutan ini penekanan utamanya adalah pada pengalokasian biaya dari cost aktiva tetap ke biaya periode untuk ditandingkan dengan pendapatan yang dilaporkan pada masing-masing periode selama digunakan aktiva tersebut.

2.1.6.1 Pengertian PenyusutanDefinisi penyusutan menurut Smith & Skousen (1997 : 491) adalah sebagai berikut :
“Pengalokasian harga perolehan aktiva secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari aktiva bersangkutan.”
Adapun definisi lain penyusutan yang dikemukakan Cashin & Feldman (1997 : 201) adalah sebagai berikut :
“Suatu proses alokasi biaya, bukan penilaian atas aktiva. Dengan sasaran aktiva yang berwujud seperti pabrik dan alat-alat, biaya penyusutan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva yang bersangkutan sepanjang umur kegunaannya.”

Menurut definisi di atas jumlah total yang dibebankan terhadap pendapatan ditetapkan dengan nilai perolehan terlebih dahulu dikurangi estimasi nilai sisa yang dimanfaatkan atau nilai residu.

2.1.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Beban Penyusutan
Tiga faktor menurut Horgren & Harison yang akan mempengaruhi penetapan beban penyusutan yaitu; Harga peolehan, Umur kegunaan, Nilai sisa (1997 506).
Sedangkan menurut Smith & Skousen (1997 492) menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
1. Biaya / harga perolehan aktiva tetap
Meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai Residual
Jumlah yang diperkirakan dapat direlisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi.
3. Masa Manfaat
Aktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu.
4. Pola Penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan.
Dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan penyusutan adalah sebagai berikut :
1. Dasar penyusutan yang terdiri atas :
a. Nilai perolehan aktiva tetap.
b. Nilai residu yang diperkirakan
2. Masa Manfaat
3. Pola Penggunaan

2.1.6.3 Metode Penyusutan
Untuk mengalokasikan cost aktiva tetap ke periode-periode yang memperoleh manfaat terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Metode yang digunakan hendaknya merupakan suatu hasil pertimbangan dan harus diseleksi agar sedapat mungkin mendekati pola penggunaan yang diperkirakan atas aktiva yang bersangkutan.
Menurut IAI (2002 : 17.3) metode-metode penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut :
1. Berdasarkan waktu :
a. Metode garis lurus (Straight-line method)
b. Metode pembebanan yang menurun:
§ Metode jumlah-angka-tahun (sum-of-the-years-digit-method).
§ Metode saldo menurun / saldo-menurun-ganda (declining / double-declining balance method)
2. Berdasarkan Penggunaan :
a. Metode jam-jasa (sevice-hours method).
b. Metode jumlah unit produksi (productive-output method).
3. Berdasarkan kriteria lainnya :
a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (grup and composite method).
b. Metode anuitas (annuity method).
c. Sistem persediaan (inventory system).
Sedangkan Zaki Baridwan (1997 : 309) mengelompokkan metode penyusutan sebagai berikut :
1. Metode Garis Lurus (straight-line method).
2. Metode Jam Jasa (service-hours method).
3. Metode Hasil Produksi (productive output method).
4. Metode Beban Berkurang (reducing charge method).
5. Metode Tarif Kelompok / Gabungan.
Sedangkan dalam perpajakan yang dikemukakan oleh Mardiasmo bahwa metode penyusutan yang dipergunakan adalah :
1. Metode Garis lurus (straight line).
2. Metode Saldo Menurun (declining balanced method).

2.2 Investasi
Dalam perencanaan jangka panjang, manajemen menghadapi masalah penambahan mesin dan ekuipment baru untuk memenuhi bertambahnya permintaan terhadap produk perusahaan, dan masalah penggantian aktiva tetap yang sudah tidak ekonomis pemakaiannya, serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan investasi atau penanaman modal. Karena pada umumnya investasi membutuhkan dana yang relatif besar, dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko, maka diperlukan pertimbangan yang masak sebelum investasi tersebut dilaksanakan.

2.2.1 Pengertian InvestasiAdapun definisi investasi menurut Mulyadi (1997 : 284) adalah :
“Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang.”
Definisi lain dikemukakan oleh Hendi Somantri (1999 : 30) adalah :
“Investasi adalah yakni penanaman modal diluar usaha pokok perusahaan, tujuannya antara lain adalah untuk memperoleh penghasilan.”
Menurut definisi di atas investasi merupakan penanaman modal jangka panjang dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang akan datang.

2.2.2 Kriteria Penilaian Investasi
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Investasi dipilih oleh manajemen berdasarkan model pengambilan keputusan yang mendasarkan pada jangka waktu pengembalian investasi atau kemampuan investasi dalam menghasilkan laba.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau memilih berbagai macam alternatif investasi, yang dikemukakan oleh Mulyadi (1997 : 292) adalah sebagai berikut :
1. Pay Back Method
Dalam pay back method, faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk bersih rata-rata per tahun atau biaya diferensial yang berupa penghematan tunai per tahun yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
2. Metode Rata-Rata Kembalian Investasi
Sering metode ini disebut accounting method atau financial statement method karena dalam perhitungannya digunakan laba akuntansi, yaitu laba sesudah pajak sama dengan laba tunai dikurangi biaya depresiasi.
3. Present Value Method
Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang, dimana yang dipertimbangkan manajemen adalah besarnya selisih antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut, kemudian dinilai tunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai tunai ini kemudian dibandingkan dengan aktiva diferensial untuk mempertimbangkan tidaknya tambahan aktiva tetap tersebut.
4. Discounted Cash Flows Method
Pada dasarnya discounted cash flows method sama dengan present value method, karena kedua-duanya memperhitungkan nilai waktu uang di masa yang akan datang. Perbedaannya adalah dalm present value method tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian, sedangkan dalam discounted cash flow method justru tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi.

PENGELOMPOKKAN JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD

Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I

1 Semua jenis usaha :
a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.
f. Alat dapur untuk memasak, makanan dan minuman.
g. Dies, jigs, dan mould.

2 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan :
Semua alat yang digerakkan bukan dengan mesin

3 Industri makanan dan minuman :
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.

4 Perhubungan pergudangan dan komunikasi :
Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.

5 Industri semi konduktor :Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker.

Tambahan Informasi :

- Atas biaya perolehan atau pembelian telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) melalui penyusutan aktiva tetap kelompok, dan atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler tersebut dapat dibebankan sebagai biaya rutin perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen).

-Atas pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade perangkat lunak komputer berupa program aplikasi khusus (program yang dirancang khusus untuk keperluan otomatisasi sistem administrasi, pekerjaan atau kegiatan usaha tertentu, seperti di bidang perbankan, pasar modal, perhotelan, rumah sakit atau penerbangan) yang dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan umum Undang-undang Pajak Penghasilan, pembebanannya dilakukan melalui amortisasi harta tak berwujud (Kelompok-1)


Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok II

Semua jenis usahaa. Mabel dan peralatan dari logam temasuk meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
b. Mobil, bus, truk speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.

2 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan
a. Mesin pertanian / perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan.

3 Industri makanan dan minumana. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, magarine, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan / memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan / memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.

4 Industri mesin
Mesin yang menghasilkan / memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).

5 Perkayuan
Mesin dan peralatan penebangan kayu.

6 Konstruksi
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

7 Perhubungan, pergudangan dan komunikasia. Truck kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truck peron, truck ngangkang, dan sejenisnya;
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;
e. Kapal balon.

8 Telekomunikasi
a. Perangkat pesawat telepon;
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

9 Industri semi konduktor
Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.

Informasi Tambahan :

-Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan bus, minibus, atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk antar jemput para pegawai, dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II, dan atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan tersebut dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya rutin perusahaan.

- Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan sedan atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II , dan atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan tersebut dapat dibebankan sebagai biaya rutin perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen).


Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok III
1 Pertambangan selain minyak dan gas
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin - mesin yang mengolah produk pelikan.

2 Permintalan, pertenunan dan pencelupan
a. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule).
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.

3 Perkayuan
a. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk - produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.

4 Industri kimia
a. Mesin peralatan yang mengolah / menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
b. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).

5 Industri mesin
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).

6 Perhubungan, dan komunikasi
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.

7 Telekomunikasi
Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.



Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok IV

1 Konstruksi
Mesin berat untuk konstruksi

2 Perhubungan dan komunikasi
a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
g. Dok-dok terapung.

  1. KLASIFIKASI
    Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).

     
  2. PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Pengeluaran pada waktu perolehan;
  2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
    1. Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
    2. Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

     
  1. PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR
    Harta non current dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
    1. Diperoleh dengan harga lumpsump;
    2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;
    3. Pembelian dengan cara leasing;
    4. Perolehan dengan trade-in
    5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
    6. Perolehan dari donasi; dan
    7. Dibangun sendiri.

     
D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM
Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000, bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah sebagai berikut:
Jenis harta 
Nilai Taksiran ($) 
Perhitungan Alokasi 
Jumlah Alokasi ($)
Tanah 
28,000
28/100 x 160,000
44,800
Bangunan
60,000
60/100 x 160,000
96,000
Peralatan 
12,000
12/100 x 160,000
19,200
Jumlah 
100,000
 
160,000

 
    Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2006
Jan 1

 
Tanah
Bangunan
Peralatan
Kas

 
44,800
96,000
19,200

 

 

 

 
160,000

 

 
  1. PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
    Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dandownpayment-nya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti: 
    1. Harga tunai diketahui;
    2. Harga tunai tidak diketahui.
    Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2006
Jan 2

 
Tanah
Kas
Hutang

 
100,000

 

 
35,000
65,000

 
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2006
Jun 30

 
Hutang
Biaya Bunga
Kas

 
5,000
3,250

 

 

 
8,250

 
  1. PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
    Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
    Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005,perusahaan menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2005
Des 31

 
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

 
5,000

 

 
5,000
    
Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
    Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap. 
    Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:
  1. cost dari aktiva tetap,
  2. umur ekonomis aktiva tetap,
  3. nilai residu, dan
  4. pola penggunaan aktiva tetap.

 
  1. METODE DEPRESIASI
    Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
  • Metode Garis Lurus
  • Metode Saldo Menurun
  • Metode Jumlah Angka Tahun
  • Metode Unit Input
  • Metode Unit Output
  1. Metode Garis Lurus
    Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
    1. (cost-nilai residu) : umur
      Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
    2. Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
      1. Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
      2. Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
    2. Metode Saldo Menurun
    Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
    Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
    Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:
    Tarif/prosentase penyusutan    = 2 x (100% : 5) = 40%
    Penyusutan tahun 2001        = 40% x Nilai Buku
                    = 40% x Rp 16.000.000
                    = Rp 6.400.000
    Penyusutan tahun 2002        = 40% x Nilai buku awal tahun 2002
                    = 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
                    = Rp 3.840.000
    Penyusutan tahun 2003        = 40% x Nilai buku awal tahun 2003
                    = 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
                    = Rp 2.304.000
    Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n
                     = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
    Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x     (1 – 0,4) 3
                     = Rp 16.000.000 x 0,216
                     = Rp 3.456.000,00.
    Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

     
  2. Metode Jumlah Angka-angka Tahun
    Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
    Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun ke 
Perhitungan 
Jumlah
1 
5/15 (16.000.000 – 1.000.000)
5.000.000
2 
4/15 (16.000.000 – 1.000.000)
4.000.000
3 
3/15 (16.000.000 – 1.000.000)
3.000.000
4 
2/15 (16.000.000 – 1.000.000)
2.000.000
5 
1/15 (16.000.000 – 1.000.000)
1.000.000

 
  1. Metode Unit Input
    Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
    (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

 
5. Metode Unit Output (Hasil)
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
        (20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

 
  1. PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP
    Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:
    1. Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2001
Mar 24

 
Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin

 
150.000

 

 
150.000

 
  1. Membuang aktiva tetap
Tgl. 
Akun 
Debet
Kredit 
2001
Mar 24

 
Akumulasi Penyusutan Mesin
Kerugian Penghentian Mesin
Aktiva Tetap 

 
4.900.000
1.100.000

 

 

 
6.000.000

 

 
  1. PENJUALAN AKTIVA TETAP
    Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah: 
    1. Rp 2.250.000,00 
    2. Rp 1.000.000,00
    3. Rp 3.000.000,00

 
No.

 
Keterangan
Dijual dengan harga
2.250.000
1.000.000
3.000.000
1
Cost aktiva tetap
10.000.000
10.000.000
10.000.000
2 
Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan 
7.750.000
7.750.000
7.750.000
3 
Nilai buku saat penjualan
2.250.000
2.250.000
2.250.000
4 
Harga jual
2.250.000
1.000.000
3.000.000
5 
Laba (rugi) (4 – 3)
0
(1.250.000)
750.000

 
    Jurnal:
  1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

 
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
2000
Jan 2

 
Kas 
Akumulasi Penyusutan
Aktiva Tetap 

 
2.250.000
7.750.000

 

 

 
10.000.000

 
  1. Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
2000
Jan 2

 
Kas 
Akumulasi Penyusutan
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap 

 
1.000.000
7.750.000
1.250.000

 

 

 

 
10.000.000

 
  1. Dijual dengan harga Rp 3.000.000
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
2000
Jan 2

 
Kas 
Akumulasi Penyusutan
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap 

 
3.000.000
7.750.000

 

 

 
750.000
10.000.000

 
  1. PERTUKARAN AKTIVA TETAP
    Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi.
    Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
    1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis
    Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
 
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
Kas
Laba Penukaran Aktiva Tetap
5.000.000
3.200.000

 

 
4.000.000
3.900.000
300.000

 
  1. Pertukaran Aktiva Sejenis
    Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
 
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
2.400.000
4.600.000

 

 
7.000.000

 
Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.