Jumat, 01 Februari 2013


AKTIVA TETAP

1.  Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva  tetap  adalah  aktiva  berujud  yang  digunakan  dalam  operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005; 153)

Aktiva  tetap  adalah  aktiva berujud  yan  berumur  lebih dari  satu  tahun
yang  dimiliki  oleh  perusahaan  dengan  tujuan  untuk  dipakai  dalam
perusahaan bukan untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82)

Aset tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) : 
a.  dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang
atau  jasa,  untuk  direntalkan  pada  pihak  lain,  atau  untuk  tujuan
administratif
b.  diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

2.  Klasifikasi Aktiva Tetap 

Aktiuva tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu (Haryono
Jusup, 2005; 155): 
a.  Tanah : seperti tanah  yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung perusahaan
b.  Perbaikan  tanah  :  seperti  jalan-jalan    diseputar  lokasi
perusahaan, tempat parker, pagar dan saluran air bawah tanah
c.  Gedung  :  seperti  gedung  yang  digunakan  untuk  kantor,  toko,
pabrik dan gudang 
d.  Peralatan  :  seperti  peralatan  kantor,  mesin  pabrik,  peralatan
pabrik, kendaraan dan mebel

3.  Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap 

Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga
Perolehannya. 

Harga  perolehan meliputi  semua  pengeluaran  yang  diperlukan  untuk
mendapatkan  aktiva  tetap  dan  pengeluaran-pengeluaran  lain  agar
aktiva siap untuk digunakan  (Haryono Jusup, 2005; 155) 

Harga  perolehan  adalah  harga  beli  ditambah  seluruh  biaya  yang
dikeluarkan  untuk  memperolehnya  dan  menyiapkan  aktiva  tetap
tersebut sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82). 

Misal : 
Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan
potongan  tunai  10 %    biaya  yang  dikeluarkan  untuk  install  komputer dan  pemasangan  hingga  siap  digunakan  sebesar  Rp.  250.000. maka
harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sbb : 

Harga beli      : 7.500.000
Potongan tunai 10 %  :     750.000 –
          6.750.000
Biaya install dan pasang :    250.000

Harga Perolehan      7.000.000

Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah 

  Komputer    7.000.000
    Kas      7.000.000
        
Untuk  penghitungan  harga  perolehan  dan  pencatatan  keempat
klasifikasi  aktiva  tetap  diatas  dapat  dibaca  di  buku  Haryono  Jusup
halaman 156 s/d 159. 

Terdapat  berbagai  cara  dalam  memperoleh  aktiva  tetap,  yang  akan
mempengaruhi  penentuan  harga  perolehan.  Berbagai  cara  tersebut
antara  lain  :  pembelian  secara  tunai;  pembelian  kredit;  pembelian
dengan  wesel  bunga;  pembelian  gabungan  (dalam  satu  paket);
membangun sendiri aktiva dan  adanya sumbangan dari pihak lain. 

a.  Pembelian Tunai 

Dalam  pembelian  secara  tunai,  harga  perolehan  adalah  harga
belibersih  setelah  dikurangi  potongan  tunai  ditambah  dengan
pengeluaran-pengeluaran. 
Misal : dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang  berkaitan
dengan  pembelian  mesin  antara  lain  :  PPN    sebesar  Rp.  5.500.000;
Premi  asuransi  sebesar  Rp.  550.000  dan  biaya  pemasangan  sebesar
Rp. 1.450.000 maka harga perolehannya : 

Harga beli      : 55.000.000
PPN        :   5.500.000
Premi asuransi    :       550.000
Biaya pemasangan  :   1.450.000

Harga perolehan      62.500.000

Jurnal 

  Mesin pabrik  62.500.000
    Kas      62.500.000



 b.  Pembelian dengan Kredit 

Pembelian  secara  kredit  jangka  panjang  pada  umumnya  melibatkan
bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit dan secara implisit.

Bunga eksplisit  dalam pembelian kredit adalah bunga yang ditetapkan
secara jelas/terus terang 
Bunga  implisit  :  bunga  yang  ditetapkan  tidak  secara  terus  terang
sehingga harus mencari terlebih dahulu bunganya. 

Baik  secara  eksplisit  maupun  secara  implisit  bunga  tidak  boleh
dimasukkan dalam menghitung harga perolehan  karena bunga  bukan
merupakan  pengorbanan  untuk  memperoleh  aktiva  tetap,  tetapi
pengorbanan untuk menggunakan dana pihak lain.   

Contoh bunga elsplisit 

Pada tanggal































 c.  Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga 

Dalam  pembelian  aktiva  dengan  jumlah  rupiah  yang  besar,  kadang-
kadang  perusahaan  membayarnya  dengan  wesel  erbunga.  Biasanya
pembeli diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan
wesel  berbunga  dimana  bunga wesel  dibayar  pada  saat  jatuh  tempo
wesel  tersebut. Harga  perolehan  aktiva  dihitung  dengan  jumlah  uang
muka  ditambah  nilai  nominal  wesel.  Sedangkan  biaya  bunga
merupakan  biaya  pendanaan  (financing  cost)  yang  dicatat  dengan
mendebet rekening biaya bunga. 
Contoh : 
PT FEDNY membeli peralatan pabrik dengan harga  tunai  120.000.000
Uang muka  yang  diberikan  sebesar    20.000.000  dan  sisanya  dibayar
dengan wesel berbunga janka waktu 1 tahun bunga 10 %.  Jurnal untuk
mencatat  pembelian aktiva tetap tersebut : 

  Peralatan pabrik    120.000.000
    Kas          20.000.000
    Utang wesel    100.000.000
  (untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel)

Pada  saat  jatuh  tempo  wesel,  dibayarkan  nilai  nominalnya  ditambah
dengan  bunga  sebesar  10.000.000  (  100.000.000  x  10%)  dan  dicatat
dalam jurnal : 

  Utang wesel  100.000.000
  Biaya bunga    10.000.000
    Kas      110.000.000

d.  Pembelian dalam satu paket (gabungan) 

Pembelian  dalam  satu  paket  (gabungan)  sering  disebut  sebagai
pembelian secara  lump-sum. Harga paket  (borongan)didasarkan pada
harga perolehan masing-masing  aktiva  tetap  yang ditentukan dengan 
harga pasar . 
Misal: 
PT  LISA  pada  tanggal  1  januari  2010  membeli  tanah,  gedung  dan
peralatan  dengan  harga  total  100.000.000  dan  harga  pasar  masing-
masing sebesar 45.000.000 untuk  tanah, 75.000.000 untuk gedungnya
dan  30.000.000  untuk  peralatan.  Hitunglah  alokasi  harga  perolehan
masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya. 

Golongan  Harga Pasar  % dari HP & Perhitungan    Alokasi

Tanah  45.000.000    30 % x 100.000.000        30.000.000
Gedung  75.000.000    50 % x 100.000.000        50.000.000
Peralatan  30.000.000    20 % x 100.000.000        20.000.000

            150.000.000    100 %           100.000.000
 Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan

  Tanah, gedung & peralatan  100.000.000
    Kas          100.000.000

Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktiva

  Tanah      30.000.000
  Gedung      50.000.000
  Peralatan      20.000.000
    Tanah, gedung & peralatan  100.000.000


e.  Membangun sendiri 

Perusahaan  terkadang  membangun  sendiri  aktiva  tetapnya.
Misalkan  perusahaan  membangun  sendiri  kantornya,  garasi  ataupun
gudangnya.  Harga  perolehan  aktiva  yag  dibangun  sendiri  oleh
perusahaan  terdiri  dari  harga  material  atau  bahan  bangunan  yang
dipakai,  upah  tenaga  kerja,  dan  biaya  lain-lain  meliputi  listrikdan
depresiasi  aktiva  tetap  perusahaan  yang  digunakan  untuk
membangun.  Dimunkinkan  pula  adanya  biaya  bunga  jika  perusahaan
dala  membangun  meminjam  dari  pihak  luar  sehingga  biaya  bunga
dimasukkan  dalam  unsur  harga  perolehan  tetapi  hanya  biaya  bunga
selama  masa  konstruksi  saja.  Jika  setelah  masa  konstruksi  belum
lunas  maka  biaya  bunga  dibebankan  sebagai  biaya  periodik  dalam
kelompok biaya diluar usaha dalam laporan laba rugi. 
  Jika  harga  perolehan  aktiva  dengan  membangun  sendiri  lebih
kecil  dari  (lebih  rendah)  dari  harga  aktiva  sejenis,  perusahaan  tidak
diperkenankan  mengakui  adanya  keuntungan  akibat  membangun
sendiri.  

f.  Sumbangan 

Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan, misalnya sumbangan
dari  pemerintah  atau  lembaga  lain.  Meski  untuk  memperoleh
sumbangan  tidak ada pengorbanan yang dikeluarkan, akuntansi  tetep
mencatatnya  karena  akuntansi  merupakan  alat  pertanggugjawaban.
Aktiva tetap dari sumbangan didebit dan akun  lawannya adalah modal
sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat sumbangan
itu diterima. 
Contoh: 
Pada  tanggal  27  januari  2010  PT  Bejobanget  menerima  sumbangan
dari  pemerintah  daerah  berupa  tanah.  Nilai  wajar  tanah  dilokasi
setempat adalah 75 juta. Hitunglah harga perolehan tanah dan buatlah
jurnal yang diperlukan. 

  Karena  nilai  wajar  tanah  sebesar  75  juta  rupiah  maka  harga
perolehan tanah sumbangan tersebut sebesar 75 juta rupiah juga. 
 Jurnal : 

  27/1  Tanah    75.000.000
      Modal dari sumbangan    75.000.000 


DEPRESIASI (PENYUSUTAN)

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162). 

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat  disusutkan
dari suatu asset selama umur manfaatnya. 

Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi
merupakan proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan
sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh  dari aktiva tetap
tersebut. 

Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi
yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana
yang telah dihimpun. 

a.  Akuntansi untuk penyusutan 

Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan :

1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang
berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value)
Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva
tersebut tidak digunakan lagi

3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut
karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai,
kerusakan (kecuali tanah)

b.  Metode penyusutan

Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) atau satuan hasil
3. Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)
 1.  Metode Garis Lurus

Dalam metode ini, nilai penyusutan dibebankan secara merata selama
estimasi umur aktiva.

Rumus: Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu
Estimasi Umur Manfaat

Contoh (1) (dipakai pada awal tahun):

Harga perolehan Mesin (rupiah)   20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)   0
Taksiran umur manfaat (tahun)   5
Tanggal pemakaian       01 Jan’95

Maka besarnya penyusutan per tahun:

 20.000 - 0
---------------- = 4.000 per tahun
      5 thn

Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi Penyusutan  Nilai Buku

0      20.000
1  4.000  4.000  16.000
2  4.000  8.000  12.000
3  4.000  12.000  8.000
4  4.000  16.000  4.000
5  4.000  20.000  0

Penjelasan:

Akumulasi penyusutan merupakan kumulatif dari beban penyusutan.
Akumulasi penyusutan = akumulasi penyusutan + beban penyusutan
Nilai buku = Harga perolehan - akumulasi penyusutan 
atau
Nilai buku = Nilai buku - beban penyusutan

Pengecekan:

Nilai buku pada akhir estimasi umur manfaat harus sama dengan
taksiran nilai sisa.
Jika berbeda, berarti telah terjadi kesalahan.




 Jurnal Penyusutan (tahun 1)

Des 31   Beban penyusutan - Mesin   4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 4.000

Nb:  Untuk tahun ke 2 s/d ke 5 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya
diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.


Contoh (2) (dipakai bukan pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)     20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)     0
Taksiran umur manfaat (tahun)     5
Tanggal pemakaian         16 Sept’ 95

Maka besarnya penyusutan per tahun:

20.000 - 0
--------------- =  4.000 per tahun
    5 thn
Beban penyusutan untuk tahun pertama (16 september s/d 31
desember 1995 = 3 bulan):  
      4.000 x (3/12) = 1.000
(Lihat penjelasan no 2 penyusutan diakui pada bulan terdekat)

Beban penyusutan untuk tahun terakhir pemakaian dari tanggal 1
januari 2000 s/d 31 september 2000 adalah 9 bulan :
4.000 x (9/12) = 3.000
(Lihat penjelasan no 4 penyusutan diakui pada bulan terdekat )

Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi Penyusutan  Nilai Buku
0      20.000
1  1.000  1.000  19.000
2  4.000  5.000  15.000
3  4.000  9.000  11.000
4  4.000  13.000  7.000
5  4.000  17.000  3.000
6  3.000  20.000  0

Jurnal penyusutan di tahun pertama (3 bulan) tahun1995:

Des 31   Beban penyusutan - Mesin     1.000
Akumulasi penyusutan - Mesin     1.000

Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 6 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya
diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.
 
Penjelasan:

Prinsip akuntansi yang dipakai untuk tanggal pemakaian dan
pelepasan aktiva tetap adalah penyusutan diakui pada bulan terdekat
artinya:
1.  Jika aktiva yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15 maka
bulan yang bersangkutan dianggap telah memiliki sepanjang bulan
bersangkutan.
2. Jika aktiva yang diperoleh setelah tanggal 15, dianggap belum
memiliki pada bulan yang bersangkutan.
3.  Sebaliknya jika aktiva yang dijual pada atau sebelum tanggal 15
maka bulan yang bersangkutan dianggap tidak memiliki bulan yang
bersangkutan,
4.  Jika aktiva yang dijual setelah tanggal 15, maka dianggap memiliki
bulan yang bersangkutan.


2.  Metode Unit  Produksi

Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jumlah
penggunaan aktiva.

Rumus: 
Harga Perolehan - Taksiran Nilai Sisa
Estimasi Jam Mesin
Contoh:

Harga perolehan Mesin (rupiah)     20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)     0
Estimasi jam mesin (jam)       10.000

Maka besarnya penyusutan per unit satu jam mesin:
20.000 - 0
Besarnya penyusutan = ---------------- = Rp 2 (penyusutan per jam mesin)
                                              10.000 jam

Misalkan di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.000 jam maka
besarnya penyusutan adalah:

Besarnya penyusutan ditahun pertama = 3.000 jam x Rp 2 = 6.000

Jurnal 

Des 31   Beban penyusutan - Mesin     6.000
Akumulasi penyusutan – Mesin     6.000



 
3.  Metode Saldo Menurun

Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun
sepanjang umur estimasi aktiva.
Dalam metode ini nilai residu (nilai sisa) tidak diperhitungkan.
Persentase yang digunakan adalah perkalian atas tingkat garis lurus
yang dikalkulasikan untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut:

Estimasi Masa
Manfaat Dalam
Tahun
Tarif Garis
Lurus

Tarif Garis
Lurus 1,5 kali
Tarif Garis
Lurus
2 Kali
4  25 %  37,5 %  50 %
5  20 %  30 %  40 %
10  10 %  15 %  20 %
20  5 %  7,5 %  10 % 

Penjelasan perhitungan

untuk estimasi masa manfaat selama 4 tahun.

Tarif garis lurusnya = (1/4) x 100% = 25%
Jika memakai 1,5 kali tarif garis lurus maka = 25% x 1,5 = 37.5%
Jika memakai 2 kali tarif garis lurus maka = 25% x 2 = 50%

Prinsip akuntansi untuk metode saldo menurun yang dipakai adalah
saldo menurun berganda, berarti memakai 2 kali tarif garis lurus.

Contoh (1): (dipakai pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)     20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)     0
Taksiran umur manfaat (tahun)     5
Tanggal pemakaian         01 Jan’95
Sebelum membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan
cara:

2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%

Tabel Penyusutan

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku

0      20.000
1  (20.000 x 40%) = 8.000  8.000  12.000
2  (12.000 x 40%) = 4.800  12.800  7.200
3  (7.200 x 40%) = 2.880  15.680  4.320
4  (4.320 x 40%) = 1.728  17.408  2.592
5  (2.592 x 40%) = 1.037  18.445  1.555
 
Penjelasan:

Estimasi nilai residu tidak dipakai dalam perhitungan tarif penyusutan,
dan dalam perhitungan penyusutan periodik. Selain itu, aktiva tidak
boleh disusutkan di bawah estimasi nilai residu.

Karena nilai buku pada akhir tahun estimasi umur manfaat harus sama
dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 5 (dibulatkan):

5  2.592  20.000  0

Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku

0      20.000
1  (20.000 x 40%) = 8.000  8.000  12.000
2  (12.000 x 40%) = 4.800  12.800  7.200
3  (7.200 x 40%) = 2.880  15.680  4.320
4  (4.320 x 40%) = 1.728  17.408  2.592
5  2.592   20.000  0

Jurnal Penyusutan

Des 31   Beban penyusutan - Mesin     8.000
Akumulasi penyusutan - Mesin     8.000

Beban penyusutan ditahun pertama

Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan

Contoh (2): (dipakai bukan pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)     20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)     0
Taksiran umur manfaat (tahun)     5
Tanggal pemakaian         01 Jul’95

Sebelum membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan
cara:
2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%





 
Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku

0      20.000
1  (20.000 x 40%) x (6/12) = 4.000  4.000  16.000
2  (16.000 x 40%)   = 6.400  10.400  9.600
3  (9.600 x 40%) = 3.840  14.240  5.760
4  (5.760 x 40%) = 2.304  16.544  3.456
5  (3.456 x 40%) = 1.382,40  17.926,40  2.073,60
6  (2.073,60 x 40 %) x (6/12) = 829,44  18.755,84  1.244,16

Penjelasan:

Penyusutan di tahun 1 adalah untuk periode 6 bulan (1 jul - 31 Des’95)
Sedangkan penyusutan di tahun terakhir juga untuk periode 6 bulan (1
jan - 30 jun’00)
Karena nilai buku pada akhir tahun estimasi umur manfaat harus sama
dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 6 (dibulatkan) : 

6  2.073,60  20.000  0

Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku

0      20.000
1  (20.000 x 40%) x (6/12) = 4.000  4.000  16.000
2  (16.000 x 40%)   = 6.400  10.400  9.600
3  (9.600 x 40%) = 3.840  14.240  5.760
4  (5.760 x 40%) = 2.304  16.544  3.456
5  (3.456 x 40%) = 1.382,40  17.926,40  2.073,60
6  2.073,60  20.000  0

Jurnal Penyusutan

Des 31   Beban penyusutan - Mesin     4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin     4.000

Beban penyusutan ditahun pertama

Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 6 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan




 
4.  Metode Jumlah Angka Tahun

Menghasilkan beban penyusutan periodik yang stabil menurun selama
estimasi umur manfaat aktiva itu. 
Pecahan yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun
pada harga pokok awal aktiva itu dikurangi estimasi nilai residu.

Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan
rumus:

  (N + 1)
S= N x  -----------
       2

S = Penyebut
N = taksiran umur manfaat

Contoh (1): (dipakai pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)     16.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)     1.000
Taksiran umur manfaat (tahun)     5
Tanggal pemakaian         01 Jan’95
Sebelum menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu
penyebutnya:

S = 5 * ((5 + 1) / 2)
S = 15

atau dengan cara lain yaitu:

S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1
S = 15

Tabel Penyusutan

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi Penyusutan  Nilai Buku
0      16.000
1  5.000  5.000  11.000
2  4.000  9.000  7.000
3  3.000  12.000  4.000
4  2.000  14.000  2.000
5  1.000  15.000  1.000




 
Pengecekan:

Nilai buku akhir tahun harus sama dengan taksiran nilai sisa.
Perhitungan Beban Penyusutan tiap tahunnya:

Tahun 1: (16.000 - 1.000) x (5/15) = 5.000
Tahun 2: (16.000 - 1.000) x (4/15) = 4.000
Tahun 3: (16.000 - 1.000) x (3/15) = 3.000
Tahun 4: (16.000 - 1.000) x (2/15) = 2.000
Tahun 5: (16.000 - 1.000) x (1/15) = 1.000

Jurnal Penyusutan

Des 31     Beban penyusutan - Mesin     5.000
Akumulasi penyusutan - Mesin     5.000

Beban penyusutan ditahun pertama

Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan

Contoh (2): (dipakai bukan pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)     16.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)     1.000
Taksiran umur manfaat (tahun)     5
Tanggal pemakaian         01 Okt’95

Sebelum menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu
penyebutnya:
S = 5 * ((5 + 1) / 2)
S = 15

atau dengan cara lain yaitu:

S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1
S = 15

Tabel Penyusutan

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi Penyusutan  Nilai Buku
0      16.000
1  1.250  1.250  14.750
2  4.750  6.000  10.000
3  3.750  9.750  6.250
4  2.750  12.500  3.500
5  1.750  14.250  1.750
6  750  15.000  1.000 
Perhitungan:

Tahun ke 1:     (16.000 - 1.000) x (5/15) x (3/12) =     1.250

Tahun ke 2:     (16.000 - 1.000) x (5/15) x (9/12) = 3.750
(16.000 - 1.000) x (4/15) x (3/12) = 1.000 +   
4.750

Tahun ke 3:     (16.000 - 1.000) x (4/15) x (9/12) = 3.000
(16.000 - 1.000) x (3/15) x (3/12) = 750     + 
3.750

Tahun ke 4:     (16.000 - 1.000) x (3/15) x (9/12) = 2.250
(16.000 - 1.000) x (2/15) x (3/12) = 500     + 
2.750

Tahun ke 5:     (16.000 - 1.000) x (2/15) x (9/12) = 1.500
(16.000 - 1.000) x (1/15) x (3/12) = 250     + 
1.750

Tahun ke 6:     (16.000 - 1.000) x (1/15) x (9/12) =     750

Jurnal Penyusutan

Des 31   Beban penyusutan - Mesin     1.250
Akumulasi penyusutan - Mesin     1.250

Beban penyusutan ditahun pertama

Jurnal penyusutan untuk tahun ke 2 s/d tahun ke 6 sama jurnalnya dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom tabel

















 
Latihan 1 - Metode Penyusutan

Harga Perolehan suatu aktiva sebesar Rp 32.000.000
Estimasi nilai sisa (Residu) sebesar Rp 2.000.000
Estimasi umur manfaat selama 5 tahun
Tanggal perolehan 1 Januari 1990
Di minta:
Buatlah tabel penyusutan dengan metode:
·  Garis Lurus
·  Saldo Menurun Berganda
·  Jumlah Angka Tahun

Latihan 2 - Metode Penyusutan

Harga Perolehan suatu aktiva sebesar Rp 32.000.000
Estimasi nilai sisa (Residu) sebesar Rp 2.000.000
Estimasi umur manfaat selama 5 tahun
Tanggal perolehan 16 Maret 1990
Diminta:
Buatlah tabel penyusutan dengan metode:
·  Garis Lurus
·  Saldo Menurun Berganda
·  Jumlah Angka Tahun

























 Jawaban Latihan 1

Metode Garis Lurus

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
      32.000.000
1  6.000.000  6.000.000  26.000.000
2  6.000.000  12.000.000  20.000.000
3  6.000.000  18.000.000  14.000.000
4  6.000.000  24.000.000  8.000.000
5  6.000.000  30.000.000  2.000.000


Motode Saldo Menurun Berganda


Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
      32.000.000
1  12.800.000  12.800.000  19.200.000
2  7.680.000  20.480.000  11.520.000
3  4.608.000  25.088.000  6.912.000
4  2.764.800  27.852.800  4.147.200
5  2.147.200  30.000.000  2.000.000

Metode Jumlah Angka Tahun

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
      32.000.000
1  10.000.000  10.000.000  22.000.000
2  8.000.000  18.000.000  14.000.000
3  6.000.000  24.000.000  8.000.000
4  4.000.000  28.000.000  4.000.000
5  2.000.000  30.000.000  2.000.000












 
Jawaban Latihan 2

Metode Garis Lurus

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
      32.000.000
1  4.500.000  4.500.000  27.500.000
2  6.000.000  10.500.000  21.500.000
3  6.000.000  16.500.000  15.500.000
4  6.000.000  22.500.000  9.500.000
5  6.000.000  28.500.000  3.500.000
6  1.500.000  30.000.000  2.000.000

Metode Saldo Menurun Berganda

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
      32.000.000
1  9.600.000  9.600.000  22.400.000
2  8.960.000  18.560.000  13.440.000
3  5.376.000  23.936.000  8.064.000
4  3.225.600  27.161.600  4.838.400
5  1.935.360  29.096.960  2.903.040
6  903.040  30.000.000  2.000.000

Metode Jumlah Angka Tahun

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
      32.000.000
1  7.500.000  7.500.000  24.500.000
2  8.500.000  16.000.000  16.000.000
3  6.500.000  22.500.000  9.500.000
4  4.500.000  27.000.000  5.000.000
5  2.500.000  29.500.000  2.500.000
6  500.000  30.000.000  2.000.000













 
Revisi Aktiva Tetap

Bila terjadi kesalahan dalam melakukan estimasi adalah hal yang wajar
dan  cenderung  berulang.  Jika  terjadi  kesalahan  seperti  ini  maka
estimasi harus di revisi untuk menentukan jumlah sisa harga perolehan
aktiva yang belum disusutkan untuk dibebankan sebagai beban dalam
periode yang akan datang.

Contoh:
Harga perolehan aktiva tetap     130.000
Taksiran umur manfaat       10 tahun
Taksiran nilai sisa (residu)     10.000
Metode penyusutan       Garis Lurus
Telah disusutkan selama     5 tahun
Tanggal pembelian       awal tahun

Jika selama tahun ke 6 diperkirakan bahwa sisa umur aktiva adalah 10
tahun (bukan 5 tahun) dan nilai residu sebesar 5.000,- (bukan 10.000),
maka  beban  penyusutan  untuk  setiap  tahun  sepanjang  10  tahun
berikutnya adalah:

Perhitungan:
Sebelum revisi
130.000- 10.000
------------------------- = 12.000 per tahun
         10 tahun

Tabel Penyusutan

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
1  12.000  12.000  118.000
2  12.000  24.000  106.000
3  12.000  36.000  94.000
4  12.000  48.000  82.000
5  12.000  60.000  70.000

Setelah revisi

(70.000 - 5.000) / 10 tahun = 6.500







 
Tabel Penyusutan yang selengkapnya menjadi :

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
1  12.000  12.000  118.000
2  12.000  24.000  106.000
3  12.000  36.000  94.000
4  12.000  48.000  82.000
5  12.000  60.000  70.000
6  6.500  66.500  63.500
7  6.500  73.000  57.000
8  6.500  79.500  50.500
9  6.500  86.000  44.000
10  6.500  92.500  37.500
11  6.500  99.000  31.000
12  6.500  105.500  24.500
13  6.500  112.000  18.000
14  6.500  118.500  11.500
15  6.500  125.000  5.000


Penyusutan Aktiva Tetap yang Harga Perolehan per unitnya rendah

Prinsipnya:

1.  Tidak perlu dibuatkan buku tambahan
2.  Tidak diperlukan metode penyusutan
3.  Metode  yang  dipakai  adalah  menghitung  persediaan  yang  ada,
kemudian menaksir nilai wajarnya berdasarkan harga belinya, dan
selanjutnya  menghapus  selisihnya  dari  perkiraan  aktiva  ke
perkiraan “Beban Perkakas Kecil”.


PELEPASAN AKTIVA TETAP (DISPOSAL OF PLANT ASSETS)

Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara:

1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets)
2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)







 
1.  Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets)

Contoh (1):

Harga Perolehan Peralatan     Rp 6.000
Taksiran umur manfaat       10 tahun
Taksiran nilai sisa (residu)     Rp 0
Metode penyusutan       Garis lurus
Telah disusutkan selama     10 tahun

Peralatan  tersebut  telah  dipakai  selama  10  tahun,  dan  sekarang
peralatan itu dibuang sebagai barang rongsokan.

Perhitungan:

Beban Penyusutan =   (6.000 - 0) / 10 tahun
  =   600 / tahun

Tabel Penyusutan (Metode Garis Lurus)

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
0      6.000
1  600  600  5.400
2  600  1.200  4.800
3  600  1.800  4.200
4  600  2.400  3.600
5  600  3.000  3.000
6  600  3.600  2.400
7  600  4.200  1.800
8  600  4.800  1.200
9  600  5.400  600
10  600  6.000  0

Harga perolehan               6.000
Akumulasi penyusutan s/d akhir tahun ke 10     6.000  -
Nilai buku                      0

Penjelasan:

Peralatan  yang  harga  perolehannya  sebesar  6.000  dan  telah
disusutkan penuh sampai dengan 10 tahun, dengan nilai sisa adalah 0,
maka nilai buku pada akhir tahun ke 10 adalah sebesar Rp 0 atau sama
dengan nilai sisa (Lihat Tabel Penyusutan)
Jika  suatu  peralatan  dengan  nilai  buku  sebesar  Rp  0,  kemudian  di
buang sebagai barang rongsokan, maka tidak terjadi kerugian ataupun
keuntungan. Dengan kata lain impas.
 
Akm. Penyusutan - Peralatan   6.000
Peralatan         6.000

Jurnal Pembuangan peralatan (tidak ada kerugian)

Contoh (2):

Harga Perolehan Peralatan (rupiah)     Rp 6.000
Taksiran umur manfaat         10 Tahun
Taksiran nilai sisa (residu) (rupiah)     Rp 0
Metode penyusutan         Garis lurus
Telah disusutkan selama       7 tahun

Pada akhir bulan maret tahun ke 8, peralatan tersebut dibuang sebagai
barang rongsokan.

Perhitungan:

Beban Penyusutan   =   (6.000 - 0) / 10 tahun
=   600 / tahun

Tabel Penyusutan untuk sampai dengan akhir ke 7

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
0      6.000
1  600  600  5.400
2  600  1.200  4.800
3  600  1.800  4.200
4  600  2.400  3.600
5  600  3.000  3.000
6  600  3.600  2.400
7  600  4.200  1.800

Perhitungan penyusutan untuk 3 bulan:

Penyusutan per tahun sebesar Rp 600.
Jadi untuk 3 bulan = 600 x (3/12) = 150


Beban Penyusutan Peralatan       150
Akumulasi penyusutan - peralatan     150

Jurnal penyusutan untuk 3 bulan



 
Tabel penyusutan sampai dengan akhir bulan maret tahun ke 8

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
0      6.000
1  600  600  5.400
2  600  1.200  4.800
3  600  1.800  4.200
4  600  2.400  3.600
5  600  3.000  3.000
6  600  3.600  2.400
7  600  4.200  1.800
8  150  4.350  1.650

Harga Perolehan                 6.000
Akumulasi penyusutan s/d akhir bulan maret tahun ke 8     4.350 -
Nilai buku                   1.650

Karena peralatan masih mempunyai nilai buku sebesar Rp 1.650,
kemudian peralatan tersebut dibuang sebagai barang rongsokan,
maka terjadi kerugian sebesar nilai buku.


31/3        Akm. Penyusutan - peralatan     4.350
     Kerugian atas pelepasan Aktiva Tetap   1.650
Peralatan             6.000

Jurnal Pembuangan peralatan (terjadi kerugian sebesar nilai buku)


2.  Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)

Sebuah  peralatan  yang  dibeli  seharga  Rp  10.000,-  dan  disusutkan
dengan  tarif  tahunan  10%,  telah  dijual  secara  tunai  pada  tanggal  12
Oktober,  yaitu  pada  tahun  ke  8  peralatan  itu  dipakai.  Perkiraan
akumulasi penyusutan per 31 desember tahun lalu (akhir tahun ke 7)
mempunyai saldo sebesar Rp 7.000
Jika dijual :

·  Seharga Rp 2.250
·  Seharga Rp 1.000
·  Seharga Rp 3.000





 
Penjelasan:

Penyusutan dengan tarif tahunan berarti metode penyusutan yang
dipakai adalah metode garis lurus. 10%, berarti taksiran umur manfaat
selama 10 tahun (100/10), dan tanpa nilai sisa (residu)

  Perhitungan:

  Beban penyusutan per tahun : 10.000 x10% = 1.000
  atau jika memakai metode garis lurus = (10.000 - 0) / 10 = 1.000
  Jadi akumulasi penyusutan s/d akhir tahun ke 7 sebesar :
   Rp 1.000 x 7 =  7.000
  Untuk  tahun  ke  8  di  pakai  s/d  tgl  12  oktober  atau  sama  dengan  9
bulan.
  (Lihat penjelasan penyusutan diakui pada bulan terdekat no 3)
 

Okt 12   Beban Penyusutan Peralatan     750
Akumulasi penyusutan - peralatan   750

Penyusutan untuk 9 bulan (1.000 x (9/12) = 750
 
Jadi tabel penyusutan s/d 12 oktober tahun ke 8 adalah:

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
0      10.000
1  1.000  1.000  9.000
2  1.000  2.000  8.000
3  1.000  3.000  7.000
4  1.000  4.000  6.000
5  1.000  5.000  5.000
6  1.000  6.000  4.000
7  1.000  7.000  3.000
8  750  7.750  2.250


  Jika dijual seharga Rp 2.250

  Perhitungan:

  Harga perolehan               10.000
  Akumulasi penyusutan s/d 12 okt’ tahun ke 8       7.750   -
  Nilai buku                   2.250
  Harga jual                  2.250   -
  Impas (tidak rugi tidak untung)                0

 
Okt 12  Kas             2.250
Akumulasi penyusutan - peralatan   7.750
Peralatan           10.000

Jurnal penjualan peralatan - tidak untung tidak rugi
 
  Jika dijual seharga Rp 1.000

  Perhitungan:

  Harga perolehan               10.000
  Akumulasi penyusutan s/d 12 okt’ tahun ke 8        7.750 -
  Nilai buku                    2.250
  Harga jual                   1.000 -
  Kerugian                    1.250

Okt 12   Kas             1.000
Akumulasi penyusutan – peralatan   7.750
Kerugian pelepasan - peralatan   1.250
Peralatan           10.000
 
  Jika dijual seharga Rp 3.000

  Perhitungan:

  Harga perolehan               10.000
  Akumulasi penyusutan s/d 12 okt’ tahun ke 8        7.750 -
  Nilai buku                    2.250
  Harga jual                   3.000 -
  Keuntungan                    750

Okt 12   Kas             3.000
Akumulasi penyusutan - peralatan   7.750
Peralatan           10.000
Keuntungan pelepasan aktiva           750
 
 
  
3.  Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)

Contoh:

  Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis 

Keuntungan yang tidak diakui (Nonrecognition of gain )



 
Peralatan (lama)
Harga perolehan aktiva lama           8.000.000
Akumulasi penyusutan per tanggal pertukaran     6.400.000
Nilai buku per 20 juni, tanggal pertukaran       1.600.000
Peralatan lama di nilai             2.200.000

Peralatan (baru) yang sejenis

Harga peralatan baru             10.000.000

Jun 20   Akumulasi penyusutan - peralatan   6.400.000
Peralatan (Baru)         9.400.000
Peralatan (Lama)         8.000.000
Kas             7.800.000

Perhitungan:

Harga perolehan             8.000.000
Akumulasi penyusutan s/d tgl pertukaran     6.400.000 -
Nilai buku               1.600.000
Dinilai sebesar             2.200.000 -
Keuntungan                600.000

Nb:  keuntungan sebesar Rp 600.000 tidak diakui, tapi mengurangi
harga perolehan aktiva tetap yang baru. Jadi harga perolehan
aktiva tetap yang baru yaitu: 10.000.000 - 600.000 = 9.400.000

Kerugian yang diakui (Recognition of loss)

Peralatan (lama)

Harga perolehan               14.000.000
Akumulasi penyusutan per tanggal pertukaran       9.200.000 
Nilai buku per 7 september, tanggal pertukaran       4.800.000
Peralatan lama dinilai               4.000.000 

Peralatan (baru) sejenis

Harga perolehan               20.000.000

Sept 7   Akumulasi penyusutan - Peralatan     9.200.000
Peralatan (Baru)         20.000.000
Kerugian atas pelepasan aktiva tetap      800.000
Peralatan (Lama)         14.000.000
Kas             16.000.000



 Perhitungan:

Harga perolehan             14.000.000
Akumulasi penyusutan s/d 7 sept          9.200.000 -
Nilai buku                  4.800.000
Dinilai                  4.000.000 -
Kerugian                     800.000


DEPLESI (DEPLETION)


Alokasi periodik harga perolehan biji besi atau barang tambang lainnya
yang diambil dari bumi disebut DEPLESI

Penambangan  minyak  atau  gas  bumi,  penebangan  kayu,  dan
penambangan  batu  bara,  sulfur,  timah  atau  perak merupakan  contoh
pengolahan  yang  mengakibatkan  habisnya  sumber  daya  ini.
Sedangkan  beban  atas  pemakaian  sumber  daya  tersebut  disebut
beban deplesi

Contoh:

Tanah  yang  mengandung  sumber  alam  dibeli  dengan  harga  Rp
6.500.000.  Harga  dari  tanah  itu  sendiri  setelah  pengurasan  sumber
daya  memiliki  nilai  estimasi  sebesar  Rp  500.000.  Cadangan  sumber
alam diestimasikan sebanyak 2.000.000 ton. Tahun pertama telah
dilakukan penambangan sebanyak 100.000 ton.

Perhitungan:

Beban deplesi per ton : (6.500.000 - 500.000) / 2.000.000 = Rp 3 per ton
Beban deplesi untuk tahun pertama : 100.000 x 3 = Rp 300.000

Tanah             500.000
Cadangan Mineral (6.500.000-500.000)   6.000.000
Kas               6.500.000

Pembelian hak tambang

Beban deplesi           300.000
Akumulasi deplesi (Cadangan Mineral)   300.000







 
AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Prinsip  untuk  aktiva  berwujud  pada  dasarnya  sama  dengan  untuk
aktiva  tetap.  Sedangkan masalah  utamanya  adalah  penentuan  harga
perolehan dan pengakuan beban periodik (amortisasi).

Amortisasi adalah penurunan kegunaan karena berlalunya waktu.

Contoh aktiva tak berwujud antara lain:
1. Paten
2. Hak Cipta
3. Goodwill

ad.1. Paten

Yaitu  hak  khusus  untuk  memproduksi  dan  menjual  suatu  barang
dengan satu spesifikasi tertentu atau lebih.
Hak  paten  dikeluarkan  oleh  pemerintah  bagi  penemunya  dan  berlaku
selama 17 tahun

ad.2. Hak Cipta (Copyrights)

Yaitu  hak  istimewa  untuk menerbitkan  dan menjual  buku,  karya  seni
atau komposisi Musik  Hak ini dikeluarkan oleh pemerintah dan berlaku
sampai dengan 50 tahun sampai pengarangnya wafat.
Harga  perolehan  hak  cipta  meliputi  biaya  yang  dikeluarkan  untuk
menciptakan  karya  tersebut  ditambah  biaya  untuk  memperoleh  hak
ciptanya.

ad.3. Goodwill

Pengertian  goodwill  yang  dipakai  dalam  dunia  usaha  yaitu  aktiva  tak
berwujud  yang  terkaIt ke  suatu perusahaan  sebagai hasil dari  faktor-
faktor yang menguntungkan seperti  lokasi yang strategis, keunggulan
produk, reputasi perusahaan, dan keahlian manajemen.
Umur dari goodwill tidak boleh lebih dari 40 tahun 

Untuk Aktiva  tidak berwujud hanya mengenal satu metode amortisasi
yaitu metode  garis lurus 









 Latihan 3

Penjualan Aktiva Tetap

PT KADANG GENDUT membeli sebuah mesin dengan harga perolehan
sebesar  Rp  15.100  pada  tanggal  1  Januari  1990.  Mesin  tersebut
ditaksir  akan  bermanfaat  selama  5  tahun  dengan  taksiran  nilai  sisa
sebesar  Rp  100.  Pihak  manajemen  menetapkan  metode  garis  lurus
untuk  menyusutkan  mesin  tersebut.  Pada  tanggal  1  januari  1992,
pimpinan PT KADANG GENDUT melakukan  revisi  terhadap mesin  itu.
Pimpinan menetapkan bahwa mesin masih dapat dipakai  5  tahun  lagi
(bukannya tinggal 3 tahun) dan taksiran nilai sisanya tetap sebesar Rp
100. Pada tanggal 1 maret 1994, pimpinan memutuskan menjual mesin
tersebut dengan alasan tertentu. Jika mesin tersebut dijual sebesar:

1. Nilai buku
2. Rp 5.500
3. Rp 4.500

Diminta:

  Buatlah tabel penyusutan sampai dengan tanggal penjualan
  Buatlah jurnal yang diperlukan pada tanggal penjualan

Jawaban Latihan 3

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
01/01/90      15100
31/12/90  3000  3000  12100
31/12/91  3000  6000  9100
31/12/92  1800  7800  7300
31/12/93  1800  9600  5500
01/03/94  300  9900  5200

Jurnal saat penjualan (a) : Jurnal penjualan senilai nilai buku


01/ mar   Beban penyusutan - mesin     300
Akumulasi penyusutan - mesin     300

Jurnal penyusutan untuk 2 bulan

Kas             5.200
Akumulasi penyusutan - mesin     9.900
Mesin           15.100


 Jurnal penjualan (b) : Jurnal penjualan senilai 5.500


01/ mar   Beban penyusutan - mesin     300
Akumulasi penyusutan - mesin     300

Jurnal penyusutan untuk 2 bulan

Kas             5.500
Akumulasi penyusutan - mesin     9.900
Mesin           15.100
Keuntungan penjualan - mesin            300



Jurnal penjualan ( c ) :  Jurnal penjualan senilai   4.500


01/ mar   Beban penyusutan - mesin     300
Akumulasi penyusutan - mesin     300

Jurnal penyusutan untuk 2 bulan

Kas             4.500
Akumulasi penyusutan - mesin     9.900
Kerugian penjualan - mesin         700
Mesin           15.100






















 Latihan 4

Pertukaran Aktiva Tetap

PT KADANG KURUS membeli  sebuah mesin dengan harga  perolehan
sebesar  Rp  25.100  pada  tanggal  1  Januari  1990.  Mesin  tersebut
ditaksir  akan  bermanfaat  selama  10  tahun  dengan  taksiran  nilai  sisa
sebesar  Rp  100.  Pihak  manajemen  menetapkan  metode  garis  lurus
untuk  menyusutkan  mesin  tersebut.  Pada  tanggal  1  januari  1993,
pimpinan  PT  KADANG  KURUS  melakukan  revisi  terhadap  mesin  itu.
Pimpinan menetapkan bahwa mesin masih dapat dipakai 10 tahun  lagi
(bukannya tinggal 7 tahun) dan taksiran nilai sisanya tetap sebesar Rp
100. Pada tanggal 16 Juni 1995, pimpinan memutuskan menukar mesin
tersebut dengan mesin yang sejenis. Mesin baru yang didapat bernilai
Rp 30.000. Jika mesin lama dinilai sebesar Rp

1. Nilai buku
2. Rp 14.000
3. Rp 12.000
sisanya dibayarkan dengan kas.

Diminta:

  Buatlah tabel penyusutan sampai tanggal pertukaran
  Buatlah jurnal yang diperlukan pada tanggal pertukaran



Jawaban latihan 4

Tahun  Beban Penyusutan  Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
01/01/90      25100
31/12/90  2500  2500  22600
31/12/91  2500  5000  20100
31/12/92  2500  7500  17600
31/12/93  1750  9250  15850
31/12/94  1750  11000  14100
16/06/95  875  11875  13225


Jurnal saat pertukaran (a):  Jurnal pertukaran - mesin lama dinilai
sebesar nilai buku


16 Juni   Beban penyusutan - mesin     875
Akumulasi penyusutan - mesin     875

 
Jurnal penyusutan untuk 6 bulan

Mesin (baru)         30.000
Akumulasi penyusutan - mesin     11.875
Mesin (lama)         25.100
Kas             16.775


Jurnal saat pertukaran (b) :   Jurnal pertukaran - mesin lama dinilai
sebesar 14.000


16 Juni   Beban penyusutan - mesin     875
Akumulasi penyusutan - mesin     875

Jurnal penyusutan untuk 6 bulan

Mesin (baru)         29.225
Akumulasi penyusutan - mesin     11.875
Mesin (lama)         25.100
Kas             16.000

Jurnal saat pertukaran ( c ) :     Jurnal pertukaran - mesin lama dinilai
sebesar 12.000


01/ mar   Beban penyusutan - mesin   875
Akumulasi penyusutan - mesin     875

Jurnal penyusutan untuk 6 bulan

Mesin (baru)         30.000
Akumulasi penyusutan - mesin     11.875
Kerugian pertukaran - mesin        1.225
Mesin (lama)         25.100
Kas             18.000

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar